Kamis, 13 September 2007

10 Ketakutan Suami

Lelaki secara fisik memang mempunyai kekuatan, tampak kokoh dibandingkan perempuan. Tapi di balik sosok yang dimilikinya itu, lelaki pun memiliki ketakutan-ketakutan. Lantas, ketakutan seperti apa yang biasa menyergap lelaki?

Karir Perempuan Lebih Tinggi
Suami yang inferior merasa tidak berharga karena suami tersebut menghasilkan pendapatan di bawah istrinya. Meskipun misalkan si suami itu mempunyai pekerjaan yang baik, kalau uang yang dibawanya ke rumah di bawah dari apa yang dibawa oleh istrinya, kemungkinan dia akan inferior. Dia merasa tak seberharga bagaimana semestinya.

Kehilangan Kepercayaan Diri
Lelaki itu pada dasarnya takut sekali untuk merasa tidak mampu, tak bisa menguasai keadaan lagi. Misalkan waktu dia tidak bisa lagi mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya, itu adalah suatu hal yang menakutkan. Sebab dia tidak lagi mampu menyediakan sesuai dengan yang dituntut. Lelaki dikondisi untuk selalu mampu memenuhi tuntutan yang diembankan padanya, sebab ketidakmampuannya memenuhi tuntutan disamakan dengan kelemahan dan lelaki takut sekali disebut lemah.

Takut Kehilangan Pekerjaan
Lelaki pada umumnya mengalami kesulitan memisahkan dirinya dari karier, pekerjaannya. Kehilangan pekerjaan bagi lelaki kehilangan diri. Lelaki merasa bukan hanya tak bekerja lagi, tapi dia juga merasa kehilangan diri. Dia kadang kala tidak tahu apa yang harus dikerjakan dengan dirinya. Sebab pekerjaan atau karir telah begitu lekat dengan dirinya sehingga menjadi satu.

Takut Dikatakan Tidak Becus
Memang suatu pukulan yang cukup keras bagi pria kalau istrinya berkata bahwa hasil karya dari suaminya kurang memuaskan, alias tidak becus. Sehingga dia merasa susah sekali dan merasa gagal menjadi seorang suami. Dia merasa tak dicintai oleh istrinya, tidak diterima anak-anaknya, itu hal yang sangat berat baginya.

Takut Gairah Seks Menurun
Kebanyakan para lelaki akan merasa ketakutan bila mengalami penurunan gairah seksual. la akan khawatir tidak mampu lagi memberi nafkah batin pada istrinya. Jika itu terjadi, maka pria akan menganggap dunia sudah kiamat. Lelaki akan merasa tanpa adanya gairah seks, kehidupan rumah tangga pun akan hampa bagai sayur kurang garam. Kekhawatiran dan ketakutan ditinggal pasangan pun menghantuinya.

Takut mendampingi persalinan istri
Di batik tampilan fisiknya yang kuat, ada sebagian laki-laki merasa ketakutan untuk mendampingi sang istri ketika ingin melahirkan di ruang persalinan. Ada berbagai alasan yang membuat seorang pria takut mendampingi istri melahirkan, mulai dari takut melihat darah sampai perasaan tak tega melihat istri mengerang mengeluarkan si jabang bayi.

Takut Meminta Maaf Terlebih Dahulu
Lelaki sejak kecil justru dikondisikan untuk memegang peranan pelindung, pemimpin, penanggung jawab, Dalam peranan-peranan yang bersifat memimpin itu dia justru harus mempertahankan wibawanya, harus menjaga jangan sampai lelaki kelihatan tidak konsisten. Yang mungkin biasa terjadi adalah kesulitan laki-laki untuk mengatakan dirinya salah, karena ketakutan wibawanya sebagai kepala rumah tangga akan merosot. Dan, ada satu ketakutan yang dimiliki oleh hampir semua suami, yakni laki-laki takut sekali dianggap takut kepada istri.

Takut di Periksa Kesuburan
Masalah ini juga merupakan salah satu sumber ketakutan laki-laki, baik sebelum menikah ataupun sesudah menikah, untuk melakukan tes kesuburan. Bila sudah menikah keengganan untuk memeriksakan kesuburan semakin besar. Laki-laki akan selalu menganggap dirinya perkasa dan subur. Andaikan tidak terjadi kehamilan padahal sudah beberapa tahun menikah, maka lelaki akan mengatakan bahwa pasangannyalah yang tak subur. Tetapi ketika diajak untuk melakukan pemeriksaan soal kesuburan spermanya, kebanyakan para lelaki menolak. Padahal untuk memastikan soal subur tidaknya pasangan suami istri perlu dilakukan pemeriksaan kedua-duanya.

Takut Ceritakan Masa Lalu
Laki-laki merasa takut untuk menceritakan masa lalunya terutama soal masalah percintaan yang kelam. Laki-laki akan enggan untuk mendiskusikan masalah ini apalagi jika berakhir dengan sedikit pertengkaran. Kesalahan yang pernah ia lakukan, seberapa sering ia menyakiti hati dan banyak lagi? Sebetulnya ini bukan hal aneh dalam sebuah hubungan, tetapi yang perlu diingat, lelaki kerap trauma jika hal ini terjadi.

Jika lelaki merasa kata-katanya hanya akan diputar balik, dipahami dengan salah, atau diceritakan lagi ke orang lain, tidak mungkin ia mau membuka diri. Satu-satunya cara untuk membuat komunikasi antara anda berdua berjalan baik, anda harus menyadari bahwa yang terjadi di masa lalu, apa yang telah ia lakukan atau ucapkan, anda ikut berperan di dalamnya.

Takut Ditolak
Kebanyakan lelaki merasa perempuan bersikap terlalu kritikal pada mereka, akibatnya mereka takut jika nanti bersikap terbuka, pasangannya akan menertawakan atau menganggapnya cengeng. Jadi, penting bagi perempuan untuk memahami ego para lelaki. Sebenarnya lelaki mudah merasa terancam dan lebih rapuh dari kelihatannya.

Dari orang terdekatnya, laki-laki sangat membutuhkan pengakuan, timbal balik dan yakin kalau pasangannya juga memperhatikannya. Maka ketika lelaki merasa anda hanya akan menuduhnya atau justru memiliki pandangan berbeda setelah ia menceritakan masalahnya, bisa dipastikan ia tak akan mau membuka mulut.

Tidak ada komentar: